Sebuah kalimat yang baik tentunya menerapkan penggunaan tanda baca titik dan koma yang baik dan benar pula. Penggunaan tanda baca tersebut dapat kita pelajari melalui PUEBI. Namun, kalian tak perlu risau, penulis telah merangkumnya pada artikel satu ini.
Tanda Titik
Pertama, penggunaan tanda titik pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya: Acara itu berlangsung di aula utama Al Falah.
Gus Lukman Pengasuh Pondok Tremas mengunjungi PPTI Al Falah Salatiga.
Kedua, penggunaan tanda titik di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misalnya:
A. Latar Belakang
- Kedudukan
- Fungsi
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Catatan
- Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misalnya:
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai
1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,
a) lambang kebanggaan nasional,
b) identitas nasional
- Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti pada III.A.2.b).
- Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
- Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia
- Tabel 1.1 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia
- Bagan 2 Struktur Organisasi
- Bagan 2.1 Bagian Umum
Ketiga, penggunaan tanda titik untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
- pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)
- 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
Keempat, penggunaan tanda titik dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
Misalnya:
- Abdurrahman, Asjmuni. 2010. Manhaj Tarjih Muhammadiyah; Metodologi dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Amin, Ma’ruf. 2008. Fatwa Dalam Sistem Hukum Islam. Jakarta: Elsas.
Kelima, penggunaan tanda titik untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Misalnya:
- Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.
- Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.
Catatan:
(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
- Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
- Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misalnya:
- Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
- Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.
Misalnya:
- Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki
Jalan Cikini Raya No. 73
Menteng
Jakarta 10330
Tanda Koma
Pertama, penggunaan tanda koma di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh:
- Ibu membeli buah anggur, apel, dan mangga.
- Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.
Kedua, penggunaan tanda koma sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).
Contoh:
- Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.
- Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.
Ketiga, penggunaan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
- Kalau diundang, saya akan datang.
- Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.
Catatan: Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.
Contoh:
- Saya akan datang kalau diundang.
- Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.
Keempat, penggunaan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Contoh:
- Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di luar negeri.
- Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia menjadi bintang pelajar
- Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya berhasil menjadi sarjana.
Kelima, penggunaan tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak.
Contoh:
- Nak, kapan selesai kuliahmu?
- Siapa namamu, Dik?
- Dia baik sekali, Bu.