pptialfalahsalatiga.com – Dalam rangka pencegahan tindak kekerasan seksual di pondok pesantren, PPTI Al Falah adakan sekolah gender pesantren selama 2 hari, sabtu dan minggu 21-22 September kemarin. Sekolah gender pesantren ini diikuti oleh kurang lebih 30 santri perwakilan dari seluruh unit kegiatan santri PPTI Al Falah. Berlangsung di ruang tamu pondok pesantren dengan narasumber dari LRC-KJHAM (Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia) Semarang.
Tidak hanya pemaparan materi, pada sekolah gender ini peserta diajak langsung untuk praktik apa dan bagaimana yang harus dilakukan ketika menemui korban kekerasan seksual. Sekolah gender ini merupakan salah satu hal yang perlu diajarkan di pesantren, mengingat pesantren merupakan lembaga pendidikan kedua terbanyak terjadinya kekerasan seksual.
“Melalui sekolah gender pesantren saya banyak tahu mengenai kasus-kasus yang belakangan ini marak yakni kekerasan seksual terlebih dalam pesantren dan melalui sekolah gender pesantren saya menjadi faham bagaimana cara memahami dan mengetahui mengenai pencegahan kasus tersebut,” terang salah satu peserta, Alyf Fia Ayu.
Pihak LRC-KJHAM berharap sekolah gender pesantren di PPTI Al Falah ini dapat menginspirasi pesantren-pesantren lain untuk juga menyelenggarakan sekolah gender pesantren. Hal ini tentu sebagai bentuk pencegahan terjadinya kekerasan seksual di lingkungan pesantren.
“kami sangat berterimakasih, semoga yang sudah diawali Kerjasama ini akan berlanjut dan akan membawa pesantren ini menjadi sesuai dengan tujuannya, yaitu pesantren yang zero toleran terhadap kekerasan,” tutur Ning Siti Rofiah saat penutupan kegiatan.