pptialfalahsalatiga.com – Masih hangat dibenak santri Al Falah peringatan Hari Santri Nasional atau yang biasa santri sebut dengan HSN. Al Falah memiliki tradisi tersendiri untuk memeriahkan hari bahagia tersebut yaitu dengan menyelenggarakan berbagai perlombaan. Salah satunya yaitu lomba pidato tiga bahasa yang menampilkan pidato Bahasa Arab, Bahasa Inggris serta Bahasa Jawa. Uniknya pada cabang lomba pidato Bahasa Jawa memunculkan seorang peserta yang berasal dari luar Pulau Jawa yaitu Erika Khusnul Fitriana.
Asal Mula Mengikuti Perlombaan
Lomba pidato tersebut terlaksana pada Sabtu malam (15/10). Bermula dengan persyaratan yang menyebutkan agar setiap asrama mendelegasikan satu santri pada setiap lomba pidato tiga bahasa tersebut. Erika menjadi salah satu peserta yang mewakili asrama RUQ pada saat itu.
“Awalnya yang mewakili asrama RUQ untuk pidato Bahasa Jawa itu bukan saya. Dikarenakan dia yang akan mewakili sakit, maka saya ditunjuk untuk menggantikannya dan persiapan hanya 2 jam,” ungkap Erika.
Santri yang ternyata berasal dari Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu tersebut menyampaikan partisipasinya pada lomba pidato ialah untuk membuktikan bahwa kita bangga menjadi seorang santri.
“Mengapa saya mau berpartisipasi? Karena menurut saya dengan mengikuti setiap acara dalam peringatan Hari Santri ini adalah bukti bahwa kita bangga menjadi santri, inilah bukti cinta kita sebagai santri,” lanjutnya.
Bukti Pesantren Miniatur Indonesia
Sebagai santri yang notabene berasal dari luar Pulau Jawa bahkan menjadi pemenang lomba pidato Bahasa Jawa, Erika tentu merasa tidak mengira akan menjadi juara. Faktanya Erika lahir di Jawa tetapi orang tuanya sejak dahulu sudah tinggal di Bengkulu. Selain itu, lingkungan masyarakat sekitar tempat tinggalnya juga berbahasa jawa tepatnya Bahasa Jawa ngoko.
Dalam proses menyusun naskah pidato, Erika mengatakan menggunakan bantuan dari google terjemahan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa. Karena pada dasarnya, dalam kesehariannya menggunakan Bahasa Jawa ngoko, maka Erika memerlukan bantuan dari google translate tersebut. Tak hanya itu, ia juga menyampaikan jika sudah lama bahkan jarang memakai Bahasa Jawa krama selain ketika sedang berbicara dengan yang lebih tua atau orang yang dihormati.
“Sudah sangat lama saya jarang memakai Bahasa Jawa krama. Selain ketika sedang berbicara dengan yang lebih sepuh atau yang paling dihormati,” terangnya lagi.
Erika juga berpesan jika sesuatu yang pernah kita pelajari, tetapi tidak diamalkan maka pelajaran tersebut akan lupa.
“Ya, karena memang sesuatu yang pernah kita pelajari akan tetapi tidak kita amalkan, maka kita bisa lupa akan pelajaran tersebut,” pungkas Erika.